Di malam yang sunyi, bintang-bintang bersinar,
Gadis sendiri di kota yang jauh dari rumah.
Hatinya merindukan hangatnya pelukan,
Rumah adalah lagu yang dinyanyikan kerinduannya.
Dalam sepi kamarnya, dia menatap langit,
Mencari jejak awan yang membawa pesan.
"Rumah," bisik hatinya, seakan bertiup angin,
Memperdengarkan cerita kampung halaman yang terdengar.
Di dalam tidurnya, mimpi membawa pulang,
Suara gemericik sungai, aroma pagi yang harum.
Gadis itu tersenyum dalam pelukannya sendiri,
Rumah bukan hanya tempat, tetapi kenangan yang abadi.
Di jendela kota yang ramai, dia merenung,
Mengenang pohon rindang di halaman rumah.
Matahari terbenam, memanggil kenangan manis,
Gadis itu merindukan senja di kampung halamannya.
Melalui pesan-pesan dan suara telepon,
Gadis itu merindukan cerita keluarga di meja makan.
Suara tawa, sentuhan hangat, semua tak tergantikan,
Rumah adalah kebahagiaan yang selalu ia impikan.
Meski kota ini memberinya pelajaran dan impian,
Dia merindukan senyum ibu dan cerita ayah.
Di dunia yang serba cepat, gadis ini tersadar,
Rumah bukan hanya tempat, melainkan pangkuan kasih sejati.
Gadis itu merindukan rumahnya,
Bukan hanya tembok dan atap,
Tetapi tautan hati yang tak terputus,
Rumah adalah cinta yang selalu ia rindukan.
Komentar
Posting Komentar